Kamis, 17 Desember 2020

Pantulan Warna Zona 4

 Rasanya sebulan terakhir terlewat begitu sajaa hiks.

Meskipun aku merasa belum maksimal dalam segalanya, tapi jujurrr aku belajar banyak hal, terutama tentang pentingnya perencanaan dalam segala hal.

Betapa sekadar to do list bisa menaikkan tingkat produktifitas, atau menunda sedikit waktu untuk memegang hp. Sesederhana itu.

Pun dalam membersamai Utsman sepanjang 4 Zona yang sudah lalu ini. Aku merasa ada perkembangan yang signifikan pada diriku, padahal selama ini belum benar-benar totalitas.

Aku berharap, agar bisa lebih fit, berenergi, punya lebih banyak lagi semangat dan motivasi. Bisa berkarya lebih, menebar manfaat lebih luas.

Rabu, 09 Desember 2020

Gaya Belajar dan Stimulasi Kreativitas: Day 10





 

  • Aktivitas hari ini: belajar memasukkan barang
  • Proses kreativitas: memasukkan puzzle ke dalam mainan berbentuk mangkuk.
  • Tujuan belajar

1. IC: Intelectual Curiousity: tentang puzzle dan wadah yang dikumpulkan sesuai warnanya.

2. CI: Creative imagination: ketika Utsman belum mau memainkan sesuai fungsi aslinya, ia rupanya belajar dengan caranya sendiri.

3. AD: Art of Discovery: menggenggam dan menggugit tekstur puzzle.

4. NA: Noble of attitude: meletakkan barang sesuai pada tempatnya.

  • Refleksi: aku sama sekali tidak meniatkan sorting colors pada permainan ini, tapi ternyata keseragaman membuat Utsman mungkin lebih berkurang distraksinya. Meski masih belum sepenuhnya berhasil wkwk.


Gaya Belajar dan Stimulasi Kreativitas: Day 9


 

  • Aktivitas hari ini: memasukkan barang.
  • Proses kreativitas: memasukkan sedotan ke lubang yang sudah ummi buat.
  • Tujuan belajar

1. IC: Intelectual Curiousity: awalnya aku berniat hanya mengajarinya untuk bertahan tanpa menarik sedotan, karena kadang menyulitkannya, tetapi Utsman menemukan permainan baru yaitu memasukkan kembali sedotan ke lubangnya.

2. CI: Creative imagination: selain belajar memasukkan sedotan ke lubang, dia juga mencoba membuat lubang baru dan berhasil.

3. AD: Art of Discovery: Utsman belajar tentang kegunaan sedotan yang tidak ada gunanya jika tidak masuk ke dalam lubang bolongannya.

4. NA: Noble of attitude: ambil minuman secukupnya, tidak dipakai main.

  • Refleksi: awalnya aku sebal dia terus-terusan mengobrak-abrik kardus minuman kemasan yang diperuntukkan untuk tamu, ehh ternyata dia berhasil memasukkan sedotan yang kecil itu ke lubang yang juga kecil. Dia juga belajar menyusun gelas-gelas plastik, padahal sebelumnya dia belum bisa ketika dicoba dengan mainan.


Gaya Belajar dan Stimulasi Kreativitas: Day 8




 

  • Aktivitas hari ini: berjinjit dan memasukkan barang.
  • Proses kreativitas: menyelamatkan spidol yang terperangkap.
  • Tujuan belajar

1. IC: Intelectual Curiousity: karena selama proses β€˜penangkapan’ spidol si Utsman juga ada di tempat, maka ia langsung penasaran, kenapa sih ummi menempelkan spidol di dinding? Dia langsung menempelkan tubuhnya di dinding dan mengamati.

2. CI: Creative imagination: Utsman berusaha dengan sedikit menekukkan kaki seperi akan melompat. Ia juga menempelkan seluruh tubuhnya di dinding, mencari berbagai cara agar dapat menyelamatkan para spidol.

3. AD: Art of Discovery: Utsman menemukan cara baru yaitu berjinjit, meski belum sepenuhnya berjinjit.

4. NA: Noble of attitude: merapihkan kembali mainannya.

  • Refleksi: sesungguhnya aku masih gregetan kenapa dia kesulitan memasukkan barang 🀣. Karena untuk proses penyelamatan spidol, dia langsung paham dan melakukan segala prosesnya. Tapi untuk memasukkan barang, meski sudah dicontohkan segala macam kok masih susah ya πŸ˜‚.


Gaya Belajar dan Stimulasi Kreativitas: Day 7



 

  • Aktivitas hari ini: mencabut stiker.
  • Proses kreativitas: mencabut dan menempelkan.
  • Tujuan belajar

1. IC: Intelectual Curiousity: Utsman kebingungan ketika tangannya lengket ke stiker πŸ˜….

2. CI: Creative imagination: entah ya dapat ilham dari mana, atau kebetulan, karena sebelum ummi mencontohkan, dia sudah menempelkan di lantai kenudian ditekan-tekan agar lebih menempel. Mungkin, dia pernah melihat kami melakukan hal serupa.

3. AD: Art of Discovery: bagian paling menariknya, Utsman melakukan repetisi mencabut dan menempelkan.

4. NA: Noble of attitude: membiasakan cara meminta yang sopan dengan isyarat tangan.

  • Refleksi: bagian repetisi ini yang menbuatku sadar bahwa memang benar, practice makes perfect ✨.


Gaya Belajar dan Stimulasi Kreativitas: Day 6



 

  • Aktivitas hari ini: belajar menggunakan sendok.
  • Proses kreativitas: belajar memaksimalkan kemampuan motorik halus.
  • Tujuan belajar

1. IC: Intelectual Curiousity: Utsman saangat tertarik dengan sendok dan garpu. Tidak cukup dengan makan dan mengacak makanan dengan tangan, ia mulai penasaran dengan cara kerja sendok.

2. CI: Creative imagination: ternyata, selain untuk makan, sendok dan piring bisa dipakai untuk bermusik alias pukul-pukul, dan suaranya nyaring.

3. AD: Art of Discovery: bukan hanya piring, tapi juga toples dia rambah. Dan ia memandang penuh rasa penasaran ketika suara yg muncul dari pukulan toples terdengar berbeda.

4. NA: Noble of attitude: belajar adab makan; yaitu makan dengan tangan kanan dan ambil secukupnya, lalu dihabiskan, tidak dipakai main karena itu makanan.

  • Refleksi: Utsman sudah bisa marah dan menolak ketika ada hal yang tidak sesuai keinginannya. Daannn benar juga ya tentang inner teacher/fitrah di dalam diri manusia. Di tabel perkembangan usianya, ada salah satu checklist tentang belajar menggunakan sendok. Niatku, ingin mengajarinya agak nanti karena malas wkwk. Tapii ternyata ada periode sensitif dimana fitrahnya menariknya untuk pencapaian tertentu. Masya Allah.


Gaya Belajar dan Stimulasi Kreativitas: Day 5



 

  • Aktivitas hari ini: bermain sensori.
  • Proses kreativitas: berjalan di rumput sintetis.
  • Tujuan belajar

1. IC: Intelectual Curiousity: tertarik pada tekstur yang berbeda dan belum pernah dirasakan sebelumnya.

2. CI: Creative imagination: berguling-guling di rumput. Niat awalnya hanya membiasakan berjalan saja, eh bonus mencentang salah satu checklist kemampuan motorik kasar untuk usianya juga; yaitu berguling.

3. AD: Art of Discovery: memperhatikan tekstur rumput.

4. NA: Noble of attitude: belajar sayang pada rumput dengan tidak mencabutinya, meski hanya rumput buatan/sintetis.

  • Refleksi: ternyataa sensor tubuh itu meski ada default unik β€˜dari sananya’, tapi bisa dilatih ya. Awalnya Utsman nggak mau banget berjalan di atas rumput, namun setelah beberapa kali percobaan dia malah dengan santai dan bisa leyeh-leyeh tanpa terganggu juga hihi.


Selasa, 08 Desember 2020

Gaya Belajar dan Stimulasi Kreativitas: Day 4





 

  • Aktivitas hari ini: bermain sensori.
  • Proses kreativitas: bermain dan menyayangi si kucing dan anak-anaknya.
  • Tujuan belajar

1. IC: Intelectual Curiousity ➑️ Berlatih menyamankan diri dengan tekstur bulu lembut si kucing.

2. CI: Creative imagination ➑️ Mengelus, menjambak, dan memukul pelan si kucing.

3. AD: Art of Discovery ➑️ Diceritakan juga tentang ibu dan anak kucing (siklus kehidupan, bahwa ada yang namanya ibu dan anak juga pada kucing).

4. NA: Noble of attitude ➑️ Belajar cara menyayangi hewan yang benar, yaitu sayang dengan mengelus.

  • Refleksi: masya Allah Utsman anak sholih pemberani, setelah sebelumnya ketakutan, akhirnya sayanggg sekali dengan si kucing. Meski kadang agak kelewatan gemasnya, dan entah si kucing santai aja yaa kalau diapa-apakan oleh Utsman hihi. Sekalian lah kamu ajarkan adab terhadap hewan dan berkasih sayang kepada makhluk hidup lain secara sederhana.


Gaya Belajar dan Stimulasi Kreativitas: Day 3




  • Aktivitas hari ini: memasukkan barang
  • Proses kreativitas: memasukkan spidol warna-warni ke dalam kotak. Aslinya ada puzzle angka, tapi kami ganti dengan spidol yang lebih mudah dan menarik.
  • Tujuan belajar

1. IC: Intelectual Curiousity: belajar tentang bagaimana barang bisa terlihat, kemudian hilang ketika jatuh ke dalam kotak.

2. CI: Creative imagination: bagaimana menyesuaikan posisi benda agar dapat masuk ke dalam kotak.

3. AD: Art of Discovery: mengamati suara nyaring yang muncul ketika spidol dimasukkan.

4. NA: Noble of attitude: memasukkan satu-satu, bergantian.

  • Refleksi: sesungguhnya permainan memasukkan barang adalah permainan paling challenging dan menggemaskaann buat ummi πŸ€£πŸ™πŸ». Karena aku juga kurang paham yaa apa sebenarnya yang membuat utsman kurang memahami bahwa barang juga butuh dimasukkan ke kotak, bukan hanya dikeluarkan. Anaknya enjoy, meski emaknya gremet-gremet gemes dalam diam πŸ˜‚.


Minggu, 06 Desember 2020

Gaya Belajar dan Stimulasi Kreativitas: Day 2


 

  • Aktivitas hari ini: Mengenal ekspresi (bermain dengan cermin dan menunjukkan berbagai emosi dan ekspresinya)
  • Proses kreativitas: menggali bermacam ekspresi pada manusia.
  • Tujuan belajar

1. IC: Intelectual Curiousity ➑️ Mengamati bagaimana wajah bisa diubah dan dibentuk sedemikian rupa dengan perubahan mimik/ekspresi.

2. CI: Creative imagination ➑️ Membentuk ekspresi-ekspresi aneh di luar emosi dan ekspresi dasar yang ummi ajarkan.

3. AD: Art of Discovery ➑️ Menemukan bahwa pantulan di cermin akan sesuai dengan apa yang kita tunjukkan/tampilkan.

4. NA: Noble of attitude ➑️ Belajar mengucap kalimat thayyibah ketika melihat cerminan sempurna yang telah Allah ciptakan, dan kalimat thayyibah lain yang sesuai dengan emosi yang ditunjukkan.

  • Refleksi: bermain dengan cermin adalah mainan yang saaangaattt Utsman suka. Kadang dia mengobrol dengan bayangannya, kadang mencium, kadang memukul-mukul dan tos dengan bayangannya. Karena itulah, aku mencoba membuat permainan ini lebih bernilai, dengan mengajarkan ekspresi sesuai beberapa emosi dasar. Kebetulan masya Allah, Utsman sukaa sekali dan mudah meniru ekspresi wajah/bibir/mata aneh yang kita keluarkan. Kenapa tidak sekalian diajarkan bentuk-bentuk ekspresi dasar? Hihi.


Gaya Belajar dan Stimulasi Kreativitas: Day 1



 

  • Aktivitas hari ini: Tracing (bermain mobil melewati jalur)
  • Proses kreativitas: menemukan cara baru dalam bermain mobil-mobilan.
  • Tujuan belajar

1. IC: Intelectual Curiousity ➑️ Bagaimana menjalankan mobil-mobilan. Sebelumnya Utsman hanya memainkan dan memutar-mutar rodanya saja.

2. CI: Creative imagination ➑️ Bagaimana cara melalui dan menabrak-nabrak jalur yang sudah ummi buat dan menghancurkannya.

3. AD: Art of Discovery ➑️ Mengumpulkan balok jalur yang sudah berantakan.

4. NA: Noble of attitude ➑️ Membantu ummi mengumpulkan balok angka (membereskan mainan) dan belajar sedikit tentang cara mengikuti peraturan.

  • Refleksi: sebenarnya, aku berpikir bahwa membuat jalur mobil dengan balok angka ini bukan ide yang bagus πŸ˜‚. Karena bentuk dan warnanya yang bermacam-macam, sepertinya agak mendistraksi Utsman untuk mengikuti arahan main sebenarnya. Mungkin, lain kali mau dicoba dengan satu jenis barang yang seragam, atau menggunakan lakban hitam.


Kamis, 19 November 2020

Pantulan Warna Zona 3: Cerdas Emosional dan Spiritual

Sesungguhnyaa aku nggak ngeh bahwa hari ini adalah hari terakhir setoran Pantulan Warna πŸ˜‚πŸ™πŸ». Jadilah belum memberikan apapun pada sahabatku tersayang dua pekan terakhir. Tapii akupun tak mau tidak membuat pantulan warna. Jadilah aku memutar otak, apa sekiranya hadiah istimewa yang bisa kuberikan untuk bayik tercinta.

Setelah kupikir lagi, aku ingin memberikan sebuah komitmen untuk fokus membersamainya dalam dua waktu; yaitu makan dan mimik asi. Selama ini aku sering mewacanakan dan merencakan, dan banyak alpanya. Namun, mengingat kembali berapa bahagianya, senangnya, sekaligus kadang muncul mata menyelidik keheranan darinya yang begituuu berharga, aku bertekad memberikan ini padanya.

Sejujurnya, ini membuat aku malu. Saking jarang fokus sama dia kali yaa, pas aku nggak main hp pas lagi mimikin dia, dia malah ngelihatin aku bingung dong 😭😭😭😭. Dan ternyata pandangan itu β€˜menampar’ku, hiks. Aku sadar betul, ada sedikit hal yang belum terselesaikan dari diriku sejak ditinggalnya Ghazi. Ada suatu rasa yang masih membelenggu, yang membuatku kesulitan untuk dekat dan lekat dengan Utsman. Karena itu, hal ini kuanggap berharga, dan jelas, cinta dan perhatian adalah hal yang istimewa untuk diterima siapapun itu, terlebih bayi kecilku, Utsman. 

Kamis, 12 November 2020

Cerdas Emosi dan Spiritual Day #10


1. Rencana: bermain kang gendang.

2. Aktual dan Kendala: menindaklanjuti β€˜temuan’ baru kemarin, akhirnya kami mengagendakan mainan suara lagi untuk hari ini. Yaitu memukul wadah popmie. Cuma butuh beberapa cup popmie yang belum dibuka, dan sendok serta pisau bertutup. Karena ternyata suara yang dihasilkan sendok kurang nyaring, jadi kami beri alternatif lain.

3. Refleksi: ternyata manusia kecil ini sangat cerdas dan pintar ya, terharu emak nih naakk πŸ₯Ί.

4. Presentase dari antusiasme dan kesuksesan: 100% πŸ’― benar-benar seperti main drum deh si bayik. Tapi sayangnya pas direkam malah gitu 🀣.

Cerdas Emosi dan Spiritual Day #9


1. Rencana: bermain suara tarzan.

2. Aktual dan Kendala: awalnya aku merasa bermain suara seperti ini tidak ada gunanya. Apalagi misi besar kami bulan ini terkait dengan melatih Utsman bicara. Tapii setelah diskusi dan mendapat pendapat lain dari β€˜mata ketiga’, ternyataa sepertinya Utsman punya kecenderungan belajar dengan audio. Ketika mendengar suara baru, dia diam dan berkonsentrasi penuh. Dan tentu saja, permainan ini sangat menggembirakan dan membuatnya antusias.

3. Refleksi: terkadang, kita memang butuh sudut pandang yang berbeda, agar lebih menyadari hal baru dan belajar dari banyak sumber.

4. Presentase dari antusiasme dan kesuksesan: 100% πŸ’―

Senin, 09 November 2020

Cerdas Emosi dan Spiritual Day #8


1. Rencana: membersamai Utsman 10 menit dalam sehari; membaca buku doa sehari-hari.

2. Aktual dan Kendala: masya Allah kebetulan, aku dan anak bayik sedang workcation alias menemani abinda kerja ke luar kota tapi kita berdua liburan hahahaha alias di hotel aja πŸ€ͺ. Sepertinya kurang memungkinkan untuk membawa banyak buku/mainan, jadinya aku hanya membawa dua buah buku, salah satunya buku doa yang Utsman suka banget ini. Mungkin karena kisahnya sehari-hari banget ya, kisah dia yang bangun tidur langsung disuapin makan, bukan mandi dulu wkwkwk. Dan kebiasaan (alergi mungkin ya) aku juga abinya, tiap habis makan/mandi suka bersin. Pas banget sesuai urutan doa di buku πŸ˜‚. Cuma kendala di emaknya ini, karena bukunya isinya doa aja, jadi kurang kreatif membangun jalan cerita.

3. Refleksi: sebenarnyaa yang dibutuhkan bayik Utsman bukan kisah yang fantastis. Ia hanya sedang menunjukkan fitrah keimanannya yang harus ummi bantu jaga dan asah. Yaitu lewat lafal doa-doa harian. 

4. Presentase dari antusiasme dan kesuksesan: 100% alhamdulillah.

Cerdas Emosi dan Spiritual Day #7

1. Rencana: membersamai Utsman bermain minimal 10 menit; bernyanyi rukun islam.

2. Aktual dan Kendala: Masya Allah, Utsman dengan antusias memperhatikan bukunya dengan iringan lagu dari ummi, yang agak lupa lirik jadinya butuh bantuan youtube. Tapii masalahnya disitu, dia jadi lebih mencari suara ponsel yang keras, meski masih sambil memperhatikan buku. Jadi galau doi, tertarik banget sama buku aslinya, tapi terdistraksi dengan suara lagu dan musik.

3. Refleksi: umminya kurang persiapan huhu. Memang ya, anak yang bermain, tapi orang tuanya yang belajar. Aku jadi memahami kenapa idealnya, dalam bermain itu harus direncanakan betul seperti dalam tantangan-tantangan dan diberikan di kelas ini. Karena kekurangsiapan orang tua ternyata sangat sangat berpengaruh pada proses belajar dan bermain anak. Lha iyalah, komandonya kan ada pada kita. Jadii harus lebih disiplin dan tidak main-main dalam bermain lagi. Bismillah biidznillah.

4. Presentase dari antusiasme dan kesuksesan: 85%.


Rabu, 04 November 2020

Cerdas Emosi dan Spiritual Day #6

1. Rencana: membersamai dan menemani Utsman bermain minimal 10 menit.

2. Aktual dan Kendala: karenaa hari ini kurang oke akunya, jadi gagal total. Karena rumah belum beres di pagi hari, aku jadi bad mood dan merasa lelah seharian. Jadinyaa Utsman agak terabaikan πŸ₯Ί.

3. Refleksi: ya Allah sedih sih lihat Utsman cuma melihat saja waktu β€˜kubelakangi’ untuk hp an. Waktu kuturunkan hp nya, dia langsung tersenyum lebar 😭.

4. Presentase dari antusiasme dan kesuksesan: 20% 😭.

Cerdas Emosi dan Spiritual Day #5

1. Rencana: mengobrol kegiatan seharian menjelang Utsman tidur.



2. Aktual dan Kendala: sebenarnya sudah sering sekali kulakukan ya, tapi ternyata setelah ditetapkan jadi bagian dari tantangan; kok ya jadi susah 🀣. Dan kadang malah nyaris terlupa. Padahal sebelumnya yaa rajin ngobrol aja.

3. Refleksi: aku percaya, meski Utsman nampak tidak mendengarkan dan hanya melirik sedikit, tapi pasti ada yang ia serap πŸ€—.

4. Presentase dari antusiasme dan kesuksesan: 80% karena ada masanya lupa, jadi diganti kapan saja tidak khusus sebelum tidur πŸ˜‚πŸ˜….

Cerdas Emosi dan Spiritual Day #4

1. Rencana: bermain fokus bersama Utsman minimal 10 menit.



2. Aktual dan Kendala: yhaa masih sama sih, kendalanya hp. Tapi alhamdulillah ada peningkatan dari sebelumnya. Sudah tidak yang hp terus lah. Rasa beratnya berkurang.

3. Refleksi: ternyata serba bingung juga, karena ketika Utsman mengeksplor mainan dengan serius, aku jadi nganggurπŸ™‚. Padahal mah nggak ya, harus mengubah mindset lagi ini.

4. Presentase dari antusiasme dan kesuksesan: 80%. Sudah sukses sih, tapi hati masih memberontak πŸ˜‚.


Cerdas Emosi dan Spiritual Day #3

1. Rencana: membaca buku β€˜Juz Amma’ setiap sebelum tidur.



2. Aktual dan Kendala: bukunya bagus dan menarik sebenarnya. Utsman pun mendengarkan dengan seksama dan antusias. Tapii sayangnya tulisannya terlalu kecil dan banyak untuk anak seusia Utsman. 

3. Refleksi: kenapa membaca? Karena ketika membaca, kita full fokus pada si anak. Sembari membangun kedekatan dan menambah kosakata si anak.

4. Presentase dari antusiasme dan kesuksesan: 70% karena bukunya kurang oke aja buat bayi.

Cerdas Emosi dan Spiritual Day #2

 1. Rencana: dalam melatih dan membersamai Utsman kali ini, kami fokuskan di belajar mendengar dan bicara. Bagaimana caranya? Yaitu dengan memperhatikan dia secara penuh dan fokus. Artinyaa emak nih kudu menahan diri dari godaan hp πŸ˜‚. Targetku paling tidak, fokus betul di dua waktu, yaitu ketika menyuapi makan dan menyusui.

2. Aktual dan Kendala: tentu sajaa susah sekali. Lebih ke mengubah kebiasaan yang sudah berlangsung lamaa, ya begitulah. 


3. Refleksi: sebelumnya aku selalu merasa menyusui itu membuang waktu. Sayang kan daripada nganggur, hp an aja. Padahaal setelah dicoba melepas hp an ketika menyusui, rasanya nyess aku bisa mengelus Utsman, menggoda dia, mengobrol dengannya πŸ˜”. Aku ada problem kedekatan sebelumnya, karena aku cenderung agak malas memegang Utsman demi β€˜kewarasan’ setelah melahirkan-si kembaran Utsman meninggal-ujian semester yang berturut-turut. Dan ditambah aku tidak mengoptimalkan mengambil keuntungan dari kegiatan menyusui ini.

4. Presentase dari antusiasme dan kesuksesan: berapa ya, 60% sepertinya. Karena masih susah, berat dan banyak ngeles pada diri sendiri.

Cerdas Emosi dan Spiritual Day #1

1. Rencana: menentukan kegiatan untuk project menjadi sahabat Utsman.

2. Aktual dan Kendala: kebetulaan entah kenapa pas ngobrol sama pak suami, tiba-tiba beliau menanyakan milestones si Utsman yang perlu dicapai di usianya yang akan setahun bulan ini. Kemudian, kami jadi membahas tentang speech delay. Targetnya untuk anak usia 1 tahun itu harus bisa mengucap satu kata dengan arti kan. Nah, si Utsman ini banyak mengoceh tapi wallahu a’lam apakah kami kurang titen (jeli) atau memang dia baru mengoceh tanpa arti. Jadilaah proyek sahabat Utsman untuk sebulan ke depan kami fokuskan untuk banyak melatih Utsman mendengar dan berbicara.

3. Refleksi: ternyata enak ya kalau didiskusikan dengan penuh perhatian dengan pak suami. Beliau jadi bisa diajak kerjasama. Biasanya kan doi menyerahkan sepenuhnya padaku, jadinya saat kuberi tugas atau aturan batasan perilaku kita ke Utsman, doi jadi suka lupa dan ngeles hahahahaha.

4. Presentase dari antusiasme dan kesuksesan: alhamdulillah πŸ’―βœ¨.

Rabu, 21 Oktober 2020

Surat Cinta untuk Utsman

 Sudah menyelesaikan pantulan warna dari lama, karena takut nggak keburu karena segala keriwehan pindah rumah. Ternyata tugasnya beda hahahaha. Nggak papa lah ya.

Teruntuk Utsman anak ummi tersayang, terima kasih sudah berusaha dan pantang menyerah. Pasti lebih mudah bagimu dan bagi ummi untuk melewati semua itu jika semua ummi layani dan beri. Tapi, ummi tak bisa selalu di sampingmu. Dan tugas orang tua sebenarnya adalah untuk mendampingi dan membekali, bukan menemani dan melayanimu sepanjang waktu. Bukan ummi tega, tapi ini karena sayang padamu.

Ummi percaya kamu bisa, dan kamu pasti akan bisa melakukan segala, menaklukkan dunia. Tapi jangan pernah ragu untuk kembali dalam pelukan ummi, ummu akan selalu ada di sampingmu.

With love, ummi.

Huee cirambay sekali ternyata nulis surat sependek ini pun 😭😭😭😭. Mungkin ini tugas terpendek yang pernah kukumpulkan selama ini, tapi serius ternyata menjadi ibu itu seharu ini yaa πŸ₯Ί.

Rabu, 14 Oktober 2020

Mendadak Rindu

Persiapan kepulangan ini sukses membuatku agak tertekan. Mulai dari masalah biaya, bagasi, rumah yang ditinggalkan, hingga para barang yang dijual pun semuanya terasa mencemaskan.

Terutama, aku merasa berat meninggalkan tanah para nabi ini, karena seorang buah hati tercinta kami juga terpendam di bumi bagian sini. Memang terpisah antara dunia itu berat. Aku selalu mengaku bahwa aku ikhlas, tapi tetap saja, ada secuil bagian dalam hati ini yang ternyata berat, takut menjauh dari tempat disemayamkan jasadnya sang bayi. Padahal, perpisahan mana yang lebih jauh, selain berpisah antara dua dunia?

Tiba-tiba aku tersadar. Bahwa barulah akhir-akhir ini Utsman mulai dekat denganku. Dan aku juga tersadar, bahwa kelebayan abinda itu sangat wajar.

Mungkin di satu sisi aku berhasil self healing dengan menulis. Sedangkan abinda masih berkutat dengan rasa parno, bersalah dan takutnya. Masalahnya bukan hanya di penyembuhan, tapi juga pada masalah awalnya, sakit dan pedih yang dirasakan abinda, jelas jauh berbeda dengan yang kurasakan.

Abinda yang mengurus almarhum Ghazi semuanya, dari masuk ke rumah sakit, hingga mengantarkan ke kuburan. Semua ia rasakan. Dingin badan kaku Ghazi mungkin masih ia ingat betul rasanya.

Berbeda dengan aku yang masih lemah usai operasi, dan harus menjaga bayi yang masih ada, Utsman, sehingga belum bisa ikut dalam pengurusan jenazahnya.

Setelahnya pun aku dengan dalih menghindar dari baby blues dan fokus pemulihan, menyerahkan Utsman sepenuhnya pada ummi abiku juga abinda. Mungkin disitu juga yang membuat aku sembuh lebih cepat.

Abinda, belumlah luka dan lelahnya sembuh, sudah harus mengurus bayi yang ia tak tahu harus apa.

Aku yang merasa tahu, menyerahkan semuanya pada Abinda dengan berbagai intruksi. Ketika abinda bisa melakukannya, aku pun meninggalkan.

Hiks. 

Konklusinya; kita tidak tahu apa yang orang lain alami dan rasakan. Bahkan dari satu kejadian yang sama. Dan sedikit empati akan sangat membantu, baik diri kita ataupun orang lain.

Selamat malam Kairo, 23.03, Rabu 14 Oktober 2020.

Senin, 12 Oktober 2020

Pantulan Warna Tantangan 2: Melatih Kemandirian

 Aku memutuskan mencukupkan pelaporan tugas di hari kesepuluh, karena akhir bulan ini cukup disibukkan dengan pikiran untuk boyongan ke Indonesia. Karena itulah aku menulis Pantulan Warna sebelum waktunya, simply agar β€˜rasa’-nya masih hangat di pikiran.

Sebenarnya target disini adalah anak kita ya, tapi entah kenapa aku merasa justru yang perlu banyak berlatih yaa orang tuanya. Yang banya belajar dan butuh terus intropeksi yaa orang tuanya. Merasa sadar bahwa selama ini, diri ini terlalu gampang puas, padahal masih jauh dari cukup dan pantas untuk membimbing titipan Allah ini. Masih banyakkk sekali lalainya.

Sejujurnya, rasa yang muncul bukanlah kelegaan. Ada sedikit sesak yang tertahan. Selain karena agak stres dengan urusan pulang kampung yang seabrek ini, tapi juga karena tiba-tiba sadar, bahwa terlalu banyak waktu yang terbuang dalam layar kaca si pipih ponsel. Aku jadi merasa, terlalu banyak mengabaikan Utsman. Terlalu banyak waktu yang kusambi demi menatap ponsel. Kaya apa yaa, aku suka merasa sayang gitu ngelonin dia sambil nganggur. Padahal pas buka hp, juga cuma balas chat grup atau scroll timeline aja. Aku merasa nggak berguna dan merugikan diriku sendiri dan orang lain. 

Dan terakhir, aku meyakini bahwa aku cukup sering merasakan dan mengakui kekuranganku. Tapiii semua itu berakhir sia-sia karena tidak ada tindak nyata setelahnya. Bismillah. Semoga Allah ridhoi. Semoga Allah mudahkan.

Sebentar lagi usailah setahun pertama anak sholihku. Waktu emasnya semakin berkurang, dan jelas yang berlalu tidak akan kembali. Semoga Aku kuat menahan semua hawa nafsu untuk bermain-main dan malas. Nggak papa yaa ditahan sebentar, lelah sedikit nggak papa. Biarlah ummimu ini berkurang beban tanggung jawabnya sedikit demi sedikit. Bismillah yaa aku nggak yakin sih bisa mengurangi waktu online, tapi harus dipaksakan ya. Minimal menambah waktu ibadah, agar secara otomatis jam online-nya berkurang. Bismillah.

Dan satu lagi, aku tuh awalnya insekyur (wkwk) sama bayi-bayi lain yang sudah dilatih makan sendiri sejak awal MPASI. Kami belum bisa menerapkan itu ke Utsman karena berat badan lahirnya kecil sekalii. Dan mana kembarannya sempat turun BB juga sebelum meninggal (meski meninggalnya bukan karena BB). Jadinya masalah BB itu bukan cuma masalah takut stunting yaa buat kami. Bagi kami itu masalah hidup dan mati πŸ˜‚. Kadang lebay sih wkwk. Tapi bener deh. Di satu sisi aku insekyur tapi di sisi lain takut. Dan dengan latihan kemandirian sederhana ini, ummi dan abinya belajar lebih ikhlas, berani, tawakkal. Dan di sisi lain mencoba membiarkan si anak sholih berkembang lebih luas. Sebenarnya nggak papa kita tetap melanjutkan menyuapi Utsman, karena rasa aman kita juga penting. Tapii melihat dia sudah ada keinginan untuk belajar, yaa emaknya tugasnya memfasilitasi sajaa. Bismillah semoga Allah kuatkan kami selalu ❀️.

Melatih Kemandirian Anak Day #10

 



Melatih Kemandirian Utsman 10 bulan

  • Temuanku hari ini/target kemandirian yang ingin dilatihkan: melatih pinch gasp dan minum dengan gelas terbuka.
  • Strong Why: idem wkwk.
  • Strategi untuk melatih kemandirian: hari ini aku berusaha memberi makanan dalam bentuk yang tidak terlalu kecil, maksudnya biar Utsman gampang ya meraihnya. Ehh males juga dia ternyata kalau ukurannya segitu. Pokoknya ada ukuran dimana kalau lebih kecil atau lebih besar dari itu, akan dia coba pungut, tapi ukuran sedang akan dia tepis. Unik yaa anak bayi itu. Nah akhirnya aku menyerah. Disuapinlah si bayik sholih. Eh kepotong sama gusinya, dan jatuh ke lantai. Terus reflek dipungut sama Utsman dengan pinch gasp. Ya Allah ya Robbi, ternyata dia bisa gaes. Di saat ummi berserah saja, doi malah bisa wkwkwkwk. Tapi ketika coba diberi kesempatan minum dari gelas sendiri, doi malah menyedot pinggiran gelas. Terbiasa minum dari botol bersedotan hehe.
  • Sukses apa aku hari ini: Utsman akhirnya bisa pinch gasp gais. Mungkin aslinya dia memang bisa tapi kurang banyak jam terbang karena kurang terfasilitasi. Emaknya jadi belajar untuk banyak sabar, mengurangi ekspektasi dan pantang menyerah. Habisnya kata abinda, jangan ini jangan itu karena mubazir. Tapi ternyata banyak sekali pengganti anti mubazir yang kebetulan dibahas di igstory dr. Pinan. Kesimpulannnya; emak butuh banyakkk lagi belajar.
  • Tantanganku hari ini: sadar banyak kekurangan hahahahahaha.
  • Ingin sukses apa esok hari: melanjutkan dan memantapkan terus pencapaian yang sudah dilatih.
  • Perasaanku hari ini: hepi laah akhirnya Utsman bisa hehehehehe.
  • Respon ananda: santuy aja anaknya. Wkwk.

Sabtu, 10 Oktober 2020

Melatih Kemandirian Anak Day #9

 



Melatih Kemandirian Utsman 10 bulan

  • Temuanku hari ini/target kemandirian yang ingin dilatihkan: berlatih pinch gasp sekaligus berlatih memasukkan barang ke dalam wadah.
  • Strong Why: memperkaya kemampuan Utsman dan memenuhi list ceklis kemampuan yang perlu dicapai berdasar usia.
  • Strategi untuk melatih kemandirian: entah kenapa tiba-tiba dapat ide ini, yaitu bermain memasukkan koin ke celengan alumunium/besi entah kurang paham namanya apa, yang jelas bahannya seperti itu ya. Daan dalam permainan itu, bukan hanya melatih motorik halus untuk memasukkan barang, tapi juga melatih memasukkan dengan cara mencubit alias bentuk pinch gasp itu. Masya Allah tabaarakallah.
  • Sukses apa aku hari ini: belum sukses dalam mencapai target sih, tapi aku ternyata bisa sukses memandang kegiatan anak dengan mata dan hati yang terbuka dan luas πŸ˜‚.
  • Tantanganku hari ini: alhamdulillah tidak ada tantangan berarti. Cumaa karena ide mainnya spontan, jadi di sekeliling ada beberapa barang yang mendistraksi Utsman, doi jadi tidak fokus sepenuhnya dengan permainan yang kusiapkan, di sisi lain rentang waktu konsentrasinya juga masih sangat pendek kan ya.
  • Ingin sukses apa esok hari: masih mau melatih pinch gasp dan minum dari gelas.
  • Perasaanku hari ini: happy doongg alhamdulillah.
  • Respon ananda: diem aja hahahaha entah ya, sepertinya konsentrasi penuh jadi tidak terlihat semangat-semangat amat, yang penting dia tidak merusuh melempar-lempar tanda penolakan sih its okay hehe.

Jumat, 09 Oktober 2020

Melatih Kemandirian Anak Day #8

 



Melatih Kemandirian Utsman 10 bulan

  • Temuanku hari ini/target kemandirian yang ingin dilatihkan: berlatih minum sendiri dari gelas terbuka.
  • Strong Why: mengajarkan kemampuan baru sesuai milestone dan ketertarikan Utsman.
  • Strategi untuk melatih kemandirian: katanya yaa tipsnya adalah memakai gelas yang ketika jatuh ada β€˜after effect’ atau akibat yang nyata agar anak bisa juga memahami sebab-akibat. Nah adanya gelas kaca. Eh memang cuma punya itu juga sih di rumah.
  • Sukses apa aku hari ini: tentu saja Utsman sangat bersemangat, dan ternyata dia bisa. Emaknya ajaa yang kurang siap dengan becek basyahnya πŸ™ˆ.
  • Tantanganku hari ini: lebih ke pengkondisian diri aku sebagai orang dewasanya, bagaimana bisa lebih ikhlas lagi dengan kekacauan di rumah.
  • Ingin sukses apa esok hari: balik lagi ke pinch gasp dan memantapkan latihan minum sendiri.
  • Perasaanku hari ini: hmmm. Masih idem.
  • Respon ananda: bersemangat dan senang sekali!

Melatih Kemandirian Anak Day #7

 



Melatih Kemandirian Utsman 10 bulan

  • Temuanku hari ini/target kemandirian yang ingin dilatihkan: melatih pinch gasp.
  • Strong Why: idem 🀣. 
  • Strategi untuk melatih kemandirian: kali ini coba dengan timun yang diiris sedemikian rupa, sambil membersamai emak bapaknya makan biar dia semangat dan sibuk sendiri alias nggak ngerecokin dan ngerusuhin kami 🀣. Nggak berekspektasi sama sekali, akhirnya dia buang-buang juga yhaa yaudahlah.
  • Sukses apa aku hari ini: ternyataa menurunkan ekspektasi itu sukses membuat emak waras dan tidak terlalu stres. Mungkin keadaannya memang beda dengan kemarin yaa yang diburu waktu juga. PR aku nih, menjadikan setiap waktu bersama Utsman menjadi hal yang utama, selama ini masih sering merasa wasting sekali menemani doi makan, atau eksplorasi sendiri. Sentilan banget sih, semoga ummimu ini bisa selalu menjadi lebih baik dan selalu ingat untuk belajar dan terus belajar.
  • Tantanganku hari ini: efek samping dari menurunkan ekspektasi di aku adalah; jadi nggak ada pencapaian berarti hihi. Ndak papa, sinaps-nya nak bayik sedang bersambung sedikit-sedikit, meski kemampuan yang ditargetkan belum tercapai, tapi dengan mainan timun, lumayan menstimulasi inderanya, peraba, perasa, motorik halusnya pun dilatih lewat latihan yang kuanggap gagal ini.
  • Ingin sukses apa esok hari: masih sama hahahahaha.
  • Perasaanku hari ini: agak gamang karena hal lain sih, masalah kepulangan ke Indonesia. Si bapak menawarkan opsi surat PCR asli legal tapi nakal, jadi diterbitkan oknum rumah sakit resmi gitu, tapi tanpa menjalani prosedur PCR. Alasan doi karena apa coba, biaya. Ya memang sih kepulangan ini membutuhkan banyak biaya, tapi sebenarnya uangnya sudah cukup untuk tiket pesawat dan PCR. Yang belum ada tinggal tiket domestik dan mungkin untuk bekal awal di Indonesia ya. Tapi apa coba, dia nggak kelihatan ada usaha yang gimanaaa gitu. Beres-beres juga nggak, fotoin barang rumah yang mau dijual pun nggak. Cari duit juga nggak, malah cari jalan tikus. Aku ngerasa curang aja kaya gitutuh, tapi dia tersinggung dong kubilang ini cara curang dan aku didiemin seharian. Ya Allah malesin banget. Tbh duit juga duitku semua itu, tapi aku disuruh berhemat bukan yang dia cari pemasukan tambahan gitu. Nggak boleh yaa gini sebenernya. Tapi aku sebel. Dia stres tapi nggak solutif sama sekali, tiap aku mau beberes dicicil dia selalu bilang besok aja. Hellooowww siang-siang ditemplokin bayi terus guee baru bisa bebersih malam aja atau pagi banget. Dan aku memilih malam aja biar santai akunya. Yhaa fix deh QoL nya dia terganggu, pengen diseret buat konsul ke dokter banget dah.
  • Respon ananda: nggak terlalu memperhatikan karena disambi makan hihi. Tapi pas lagi melirik, timunnya sih dilempar aja dan dipakai main πŸ˜….

Melatih Kemandirian Anak Day #6

 



Melatih Kemandirian Utsman 10 bulan

  • Temuanku hari ini/target kemandirian yang ingin dilatihkan: melatih pinch gasp.
  • Strong Why: masih sama, memperkaya kemampuan Utsman sekaligus mengejar ceklis tumbangnya.
  • Strategi untuk melatih kemandirian: sebenarnya aku agar gregetan sih. Karena ternyataa melatih pinch gasp ini agak sulit ya buat Utsman. Apalagi anaknya udah mulai bisa protes. Sengaja kuberi pas dia lapar, biar mau tidak mau, anaknya belajar makan sendiri. Tapi agak zonk hahahaha karena anaknya ngamuk. Kalau sudah kehilangan kesabaran, semuanya dilempar wkwk. Kali ini mencoba makan pasta penne dulu, nggak langsung yg kecil banget. Jadi digenggam susah, tapi bisa mudah dicubit/diraih karena besar.
  • Sukses apa aku hari ini: belum sukses, emak sebagai fasilitator pun juga nggak sabar πŸ˜‚. Anaknya ngamuk yaudah disuapin ajaa. 
  • Tantanganku hari ini: melatih kesabaran diri. 
  • Ingin sukses apa esok hari: makin merasa tertantang sebenarnya yaa mungkin fokus ke pinch gasp lagi. Bye lah latihan minum dan masukin mainan hahahahahahaha.
  • Perasaanku hari ini: happy karena pergi ke taman hihi. Antusias dan degdegan, mungkin itu ya yang bikin nggak sabar dalam membersamai Utsman berproses hari ini.
  • Respon ananda: ngamuk guys. Sebelumnya sudah disuapin untuk tes selera, terus disuruh makan sendiri dan gagal mulu, yaa pasti dia sebel sih.

Selasa, 06 Oktober 2020

Melatih Kemandirian Anak Day #5

 



Melatih Kemandirian Utsman 10 bulan

  • Temuanku hari ini/target kemandirian yang ingin dilatihkan: minum sendiri dari gelas terbuka.
  • Strong Why: belajar menjaga konsentrasi dan ketahanan.
  • Strategi untuk melatih kemandirian: persiapkan lingkungan yang mendukung, menggulung karpet.
  • Sukses apa aku hari ini: belum sukses karena emaknya masih takut gelas pecah huhuu. Belum sempat beli gelas non kaca dengan ukuran yang pas, adanya di rumah hanya gelas kaca.
  • Tantanganku hari ini: masih kesulitan menjadi orang tua yang bisa membebaskan anaknya huhuu padahal bermanfaat untuk dia kan.
  • Ingin sukses apa esok hari: belajar memasukkan mainan ke tempatnya.
  • Perasaanku hari ini: senanggg. Nggak tahu kenapa antusias aja hihi.
  • Respon ananda: masya Allah senang jugaa dan seperti biasa, sangat antusias dengan kegiatan minum.

Senin, 05 Oktober 2020

Melatih Kemandirian Anak Day #4

 



Melatih Kemandirian Utsman 10 bulan

  • Temuanku hari ini/target kemandirian yang ingin dilatihkan: melatih kemampuan pinch gasp Utsman.
  • Strong Why: mengejar salah satu ceklis kemampuan anak usia dini, sekaligus memperkaya kemampuan Utsman dalam makan dengan berbagai cara dan berbagai bentuk makanan.
  • Strategi untuk melatih kemandirian: memberi makanan kesukaan dengan ukuran sesuai untuk β€˜dicubit’
  • Sukses apa aku hari ini: belum sukses sepenuhnya, tapi lumayaann sudah berusaha keras si anak bayi πŸ’ͺ🏻.
  • Tantanganku hari ini: si bapaakk nggak tega buang-buang makanan hihi karena membiarkan Utsman belajar makan berarti merelakan banyak makanan terbuang πŸ˜‚.
  • Ingin sukses apa esok hari: masih memantapkan pinch gasp ini.
  • Perasaanku hari ini: seneng doongg akhirnya bisa melatih Utsman pinch gasp ini hihi kebetulan banget lagi ada anggur, dianterin sama tetangga alhamdulillah.
  • Respon ananda: Utsman nampak bekerja keras dan fokus, tapi di akhir dia mulai tidak sabar dan dibuang hehe. Ndak papa ya naak, nanti latihan lagi kita, insya Allah.

Melatih Kemandirian Anak Day #3

 



Melatih Kemandirian Utsman 10 bulan

  • Temuanku hari ini/target kemandirian yang ingin dilatihkan: level 3 dari palmar gasp yaitu makan makanan dengan tekstur yang gampang hancur tanpa dihancurkan.
  • Strong Why: memperkaya kemampuan Utsman dalam makan berbagai tekstur.
  • Strategi untuk melatih kemandirian: diberi ubi dalam keadaan lapar, jadi keinginan untuk makan harapannya akan lebih besar dari keinginan untuk memainkan makanan.
  • Sukses apa aku hari ini: masih belum sukses, begitu diberi, langsung dibenyek. Kebiasaan mungkin ya wkwk.
  • Tantanganku hari ini: masih belum berhasil sounding dan intruksinya hehe.
  • Ingin sukses apa esok hari: mencoba ini lagi atau mencoba latihan pinch gasp karena alhamdulillah sedang ada anggur di rumah, lumayan buat latihan pinch gasp dengan salah satu jenis makanan favorit Utsman.
  • Perasaanku hari ini: biasa sajaa karena memang sudah menduga tidak akan sukses semudah itu πŸ˜‚.
  • Respon ananda: dia selalu senang bermain dengan tekstur makanan hihi, jadi dia hepi dan bersemangat 😍.

Sabtu, 03 Oktober 2020

Melatih Kemandirian Anak Day #2

 



Melatih Kemandirian Utsman 10 bulan

  • Temuanku hari ini/target kemandirian yang ingin dilatihkan: makan sendiri dengan palmar gasp level 2, yaitu makan makanan yang agak lembek. Biasanya Utsman otomatis meremas/β€˜mbenyek’, kali ini dicoba dengan sounding agar dia mau makan.
  • Strong Why: melatih indra proprioseptifnya sekaligus melatih makan berbagai tekstur.
  • Strategi untuk melatih kemandirian: mencoba memberi Utsman tekstur pertengahan; tidak sekeras jambu/eggroll/kroket buatanku biasanya, tapi juga tidak se-mblenyek atau selunak ubi kukus. Yaituuu kentang kukus. 
  • Sukses apa aku hari ini: yey, Utsman berhasil makan kentang kukus tanpa meremas dan menggancurkannya.
  • Tantanganku hari ini: karena Utsman masih belum pulih sepenuhnya, jadi aku tidak berharap banyak. Ingat buat mendokumentasi pun tidak. Iseng aja tanpa banyak ekspektasi. Ternyataa dia bisa sesuai harapan. Alhamdulillah. Sebenarnya ini pun tidak instan sih, sebenarnya sudah dilatih sejak lama, tapi dengan ubi, yang ternyata masih terlalu tinggi levelnya untuk Utsman. 
  • Ingin sukses apa esok hari: mau mencoba membiarkan Utsman makan ubi sendiri, alias next level dari palmar gasp ala umminya Utsman 🀣.
  • Perasaanku hari ini: biasa aja sih, masih didominasi khawatir karena si bapaak seperti biasa overreact dengan Utsman yang sakit. Kaya yang awalnya aku tenang, oke semua under my control, tapi doi dengan wajah super khawatir dan seperti putus ada membuyarkan semua kekuatanku hahahahhahaha. Its okay, banyak maklum saja, kami sudah melewati hal yang berat, mungkin aku sudah berhasil self healing tapi dia belum. Maklumi saja sambil terus didukung dan dikuatkan. Insya Allah pak suami akan membaik seiring waktu.
  • Respon ananda: yhaa tidak terperhatikan banget sebenarnya, karena dia dikasih kentang kukus aslinya biar nggak ngerusuh emak paknya sarapan. Tapi dia kelihatan menikmati, meski matanya nampak iri melihat kita makan nasi uduk dan chicken wings hahahahahahajaha. Sehat dulu ya nak, nanti baru ummi kasih nasi uduk lagi 😜.

Selasa, 29 September 2020

Melatih Kemandirian Anak Day#1



Melatih Kemandirian Utsman 10 bulan

  • Temuanku hari ini/target kemandirian yang ingin dilatihkan: melihat usia Utsman yang masih 10 bulan alias masih di bawah setahun, dimana kebutuhan utamanya adalah 'menerima', aku memutuskan untuk melatih kemandirian lewat bagaimana kami sebagai orang tua merespon kebutuhannya, yang kelak menjadi bekal kepercayaan dirinya ketika sudah agak besar, juga sedikit 'task' alias tugas buat si bayik, melihat kesensitifan dan kebutuhannya akan beberapa hal. Kurang lebih ada 4 poin mengenai ini;
  1. Belajar makan sendiri menggunakan tangan (terutama melatih palmar grasp dan pincer grasp nya)
  2. Belajar makan sendiri menggunakan sendok.
  3. Belajar minum sendiri dengan open cup.
  4. Belajar membereskan mainan.
  • Strong Why: sesungguhnya, lebih ke mengacu pada indikator kemampuan sesuai usianya, yang kulihat kurang dan perlu lebih distimulasi adalah keempat hal ini. Terutama dalam masalah makan ya, Utsman pun sudah menunjukkan ketertarikan untuk belajar makan sendiri.
  • Strategi untuk melatih kemandirian: banyak belajar tegaaa ibuknyaa. Dan memberi banyak kesempatan untuk bayik mencoba, memberi fasilitas yang memadai dan pendampingan. Alhamdulillah untuk hari ini sembari menyusun target kemandirian, aku mencoba membuat egg roll untuk memudahkan bayik makan sendiri.
  • Sukses apa aku hari ini: hari ini belum sukses apapun, karena qodarullah si bayik demam tinggi, semoga bisa segera sembuh dan kembali makan dengan lahap yaa anak sholih. Tapi, sempat si bayik coba disuapi pakai egg roll ala ala ternyata dia tidak mau, dan malah mencoba meraih sendiri alias minta makan sendiri! Seneng dong emaknya, eh ternyata dimakan segigit terus dihancurkan guys. It's okay, sudah menyiapkan diri untuk itu. Yang bikin nyesek ituuu, aku menemukan hasil benyekannya yang kusimpan niatnya untuk makan malam, malah ada di bak cuci piring lhooooooo ya Allah sayang banget daging giling mahal loh wkwk. Yaa sudahlah. Pak suami kan berniat baik bantu membereskan kerusuhan hihi.
  • Tantanganku hari ini: karena Utsman sakit sih. Jadi ya memang pusing sendiri, dan tidak menargetkan apapun. 
  • Ingin sukses apa esok hari: mungkin lebih fokus ke 'kita' sih, memenuhi kebutuhan 'nempel'nya si anak yang akan lebih banyak karena sedang sakit. Aku mau lebih happy dan lebih ringan dalam memenuhi panggilan minta gendong dan nenen hahahahahahahaha.
  • Perasaanku hari ini: campur aduk sih ya. Bukan karena tugas atau target. Tapi pure karena si bayik sakit. Bukan itu sih sebenarnya yang lebih jadi pikiran. Lebih ke si bapak, aku bingung harus gimana dan hilang percaya diri karena dia agak apa yaa stres gitu lah tiap Utsman sakit. Parah deh. PR sihh sepertinya butuh bantuan profesional, karena aku tahu trauma tidak mudah untuk dihilangkan, tapi di sisi lain, life must go on, dia nggak bisa seperti ini terus-menerus.
  • Respon ananda: entahlah wkwk. Namanya anak sakit atuhlah ya gitu, tapi dia semangat pas diberi kesempatan makan sendiri.

Kamis, 24 September 2020

Pantulan Warna Tantangan 1: Komunikasi Produktif

Tantangan pertama ini memantulkan berbagai warna yang bermacam-macam. Karena ragamnya itu, ternyata, bisa nampak indahh di akhirnya. Meski sebenarnya sekarang banget pas nulis ini, hati sedang berkecamuk karena gagal doong komprod hari ini hahahahahahahahahaha.

Tapi, yang jelas, melewati tantangan ini membuatku belajar dan sadar akan banyak hal. Sadar bahwa ternyata aku sudah paham dan mengerti semua konsep komprod, tapi lho ternyata kok nggak setiap hari diterapkan. Ada beberapa poin yang ternyata sudah mampu dan biasa kulakukan, aku pun bisa memberi apresiasi diri. Cumaa di satu sisi, aku menyayangkan pak suami yang masih belum benar-benar ingin bekerja sama. Biarlah, kalau kata para Kakawi, tunjukkan dengan perubahan sikap. Beraattt pastiii. Tapi insya Allah pasti bisa.

Bagian terpenting menurutku adalah intropeksi diri alias muhasabah, ternyata aku kurang di sini, di situ. Jadinya aku bisa mengoreksi dan memperbaikinya. Itulah gunanya kita belajar, bukan? Agar menjadi pribadi yang lebih bermanfaat, lebih baik, untuk diri sendiri, suami, anak-anak, dan semua orang di sekitar.

Semogaa petualangan dan tantangan ke depan bisa dijalani dengan lebih baik, semangat aku!!

Minggu, 13 September 2020

Komunikasi Produktif Day 11

1. Temuanku hari ini: qodarullah, pak suami kurang enak badan hari ini. Sebenarnya sejak hari sabtu sih, tapi puncaknya sepertinya hari ini. Batuk pilek gitu. Padahal, rencananya hari selasa kami mau city tour tipis-tipis. Sebenarnya nggak jalan-jalan nggak papa sih. Aku biasa aja. Sebenarnya aku lebih khawatir kalau pak suami bukan flu biasa, namanya juga lagi pandemi kan, gimana yaa. Begitulah. Takut, khawatir. Apalagi namanya bapak-bapak tuh, udah mana suka keluar rumah, nanti main di rumah tetangga rumahnya para bujang tuh lamaa banget. Pasti dong buka masker. Aku nggak percaya kalau doi berjam-jam main kesana nggak buka masker sama sekali. Beneran aku takut. Sampai apa yaa terbayang yang buruk-buruk naudzubillah. Semoga Allah selalu menjaga kami semua. Aamiinnn.

2. Tantangan yang kuhadapi hari ini: takut, khawatir, nggak percaya diri.

3. Poin komunikasi produktif hari ini: self talk, self confidence, husnudzon billah. Lebih ke menguatkan diri bahwa everything will gonna be okay.

4. Solusi yang berhasil dilakukan: karena bahan makanan habis banget, yaudah aku izin pergi belanja dan mampir beli baju buat Utsman wkwk untuk self healing, dan memang si bayik lagi ada jatah beli celana bulan ini. Biasanya selalu pak suami yang belanja. Karena keadaannya tidak memungkinkan, dan aku butuh refreshing sejenak sekaligus menenangkan diri, cuss deh.

5. Bintangku hari ini: 🌟🌟🌟 (sebenarnya aku berhasil, tapi yaa namanya rasa takut dan khawatir tetap ada)

6. Rencanaku esok hari: sepertinya sudah agak lama nggak evaluasi komunikasi dengan si bayik hehe. Mungkin besok evaluasi sepanjang 11 hari terakhir, dan menggarisbawahi poin yang perlu dikuatkan dalam komunikasi dengan anak.

Komunikasi Produktif Day 10

1. Temuanku hari ini: mumpung si bayi tidur, quality time sama bapaknya. Kami mengobrol tentang banyak hal, terutama masa depan, juga usaha yang mau dijalankan bulan ini. Selipkan sedikit tentang bahasa cinta wkwk.

2. Tantangan yang kuhadapi hari ini: doi denial tentang bahasa cinta, biasa lah bapak-bapak sudah tahu tapi kalo diingatkan denial. 

3. Poin komunikasi produktif hari ini: clear and clarify.

4. Solusi yang berhasil dilakukan: biasanya, kekuranganku itu lupa tentang rasa hormat pada pak suami, mentang-mentang sudah akrab ya kan. Nah, ternyataa setelah ditekan niat usil dan berusaha bicara dengan sopan, ternyata diterima dengan lapang dada oleh pak suami. Awalnya denial gitu sih, dan biasanya sudah selesai mentok disitu karena akunya sebel duluan. Ternyataa cuma butuh sabar dikit hehe.

5. Bintangku hari ini: 🌟🌟🌟🌟🌟 (susyahhh tapi dapat bintang 5 karena berhasil melewatinya hihiiyy)

6. Rencanaku esok hari: memantapkan komprod dengan pak suami.

Kamis, 10 September 2020

Komunikasi Produktif Day 9

1. Temuanku hari ini: sepertinya masih efek little escape dua hari yang lalu, juga perasaanku yang merasa ringan sejak dibolehkan jualan hehe, aku dan pak suami jadi punya waktu khusus untuk ngobrol. Semacam tea time. Ketika si bayik sudah tidur, rumah sudah beres, si bapak pulang dari mengantarkan pesanan orang-orang membawa cemilan cracker yang bernama 'tongkat musa'. Melihatnya, aku segera merebus air dan menyeduh teh.

2. Tantangan yang kuhadapi hari ini: gadget free, meski lelah berusaha meluangkan waktu karena ketemu 'waktu yang tepat'.

3. Poin komunikasi produktif hari ini: waktu yang tepat, bicara eye to eye.

4. Solusi yang berhasil dilakukan: alhamdulillah no gadget ketika ngobrol hari ini bisa dijalani dengan lebih santai. Sudah tidak ada lagi rasa 'tertinggal' atau sebagainya.

5. Bintangku hari ini: 🌟🌟🌟🌟

6. Rencanaku esok hari: setelah kupikir ulang, ada beberapa waktu dimana memang jam online ku sih, atau memang sedang live kulwap atau apa, dan si bapak minta perhatian ehh tapi kutolak karena ya memang lagi online gitu lhoo lagi serius. Aku sebal karena merasa dia nggak tahu waktu banget gitu lho. Tapi kan yaa beliau kostumer utamaku yaa klien utama dalam hidupku. Harusnya akulah yang menyesuaikan jam online. Memang sih aku menolak baik-baik dan si bapak menerima dengan baik-baik juga, tapi aku merasa ada sesuatu yang harus kuperbaiki.

Komunikasi Produktif Day 8

1. Temuanku hari ini: tiba-tiba aku tersadar, bahwa aku kurang menjiwai dan kurang mindful dengan kegiatanku sehari-hari. Terutama dalam membersamai si bayik. Sadarnya karena pas ngobrol dengan pak suami, dia bilang, daripada aku bingung cari kerjaan, udah sana ngobrol aja sama Utsman sampai dia bisa ngomong wkwk. Tapiii aku jadi sadar bahwa selama ini aku memang bersama tapi tidak membersamai dia.

2. Tantangan yang kuhadapi hari ini: berusaha fokus, eye to eye, berbicara sejajar.

3. Poin komunikasi produktif hari ini: fokus penuh kepada lawan bicara.

4. Solusi yang berhasil dilakukan: lagi-lagi, menjauh dari gadget. Hiks, apa selama ini aku terlalu kecanduan yaa.

5. Bintangku hari ini: 🌟🌟🌟🌟 (aku berhasil, tapi hatiku belum benar-benar bahagia dan ringan ketika menjalaninya)

6. Rencanaku esok hari: komunikasi dengan pak suami, yang harusnya jadi agenda dan misi hari ini.

Komunikasi Produktif Day 7

1. Temuanku hari ini: hari ini kami pergi ke taman, outing pertama sejak pandemi. Sengaja cari waktu sepi, yaitu beberapa saat sebelum dzuhur. Memang sih panas-panasnya banget, tapi enak, sepi, damai dan tenang. Utsman nampak tidak takut dengan rumput hihi. Dan tentu saja, aku dan pak suami bisa banyak ngobrol santai yang berkualitas.

2. Tantangan yang kuhadapi hari ini: memanfaatkan waktu berkualitas sebaik mungkin.

3. Poin komunikasi produktif hari ini: komunikasi pada waktu yang tepat.

4. Solusi yang berhasil dilakukan: matikan gadget, benar-benar mencoba menghilangkan semua beban pikiran dan ngobrol sesantai mungkin.

5. Bintangku hari ini: 🌟🌟🌟🌟🌟 (ternyata memang kami butuh little escape 🀣)

6. Rencanaku esok hari: melanjutkan komunikasi produktif pada pak suami.

Selasa, 08 September 2020

Komunikasi Produktif Day 6

1. Temuanku hari ini: hari ini ternyata diriku sendiri yang berkesempatan menjadi objek tugas komprod hari ini. Jadi, ceritanya aku ingiinnn sekali jalan-jalan. Tapi super galau. Pengen ke supermarket tapi si nak bayi gimana, apa dititipin? Karena belum dibolehkan jalan sendiri sama si bapak suami. Opsi selanjutnya jalan ke taman, aku mengusulkan sebuah taman yang sebelahnya ada market dan toko bajunya, entah kenapa pengen window shopping aja mamak nih. Tapi si bapak kurang setuju karena di daerah taman itu ada pembangunan flyover. Akhirnya opsi terakhir ya belanja sayur pekanan di sekitar rumah. Si bapak mengusulkan sekalian berkunjung ke rumah tetangga, tapi aku agak gimanaaa gitu. Pada dasarnya aku tipe yang kurang bisa dan kurang nyaman memulai obrolan dengan orang lain. Introvert gitu mungkin ya. Tapi pak suami kebalikannya. Aku tahu berkunjung itu penting, tapi sungguh sangat menguras hati dan tenaga, belum lagi di masa pandemi seperti ini. Lha wong sengaja cari tempat jalan yang outdoor atau indoor tanpa bawa bayi, lah ini malah berkunjung ke rumah orang lain yang otomatis indoor kan, lepas masker kan, bayi pun sedang aktif sekali, mana mungkin bisa ditahan tidak menyentuh sana-sini. Aku berusaha mensugesti diriku sendiri. Akhirnya yasudahlah, masalah ya harus dianggap tantangan. 

2. Tantangan yang kuhadapi hari ini: menahan ego, mencoba meyakinkan diri bahwa everything is alright.

3. Poin komunikasi produktif hari ini: menggunakan kalimat positif pada diri sendiri.

4. Solusi yang berhasil dilakukan: akhirnya mencoba mengambil tantangan, sambil meyakinkam diri bahwa ini bukan masalah, hanyalah sebuah tantangan. Meski pada akhirnya kami memutuskan tidak jadi kemana-mana karena ternyata pup si bayi agak encer, masih khawatir masih ada sisa diarenya dia pekan lalu.

5. Bintangku hari ini: 🌟 (meski pada akhirnya aku mengambil tantangan, tapi aku merasa tetap terlalu memaksakan diri. Aku masih belum benar-benar yakin bahwa keputusan itu bukanlah masalah. Sugesti positifnya gagal total. Aku pikir di satu sisi aku nggak salah, memilih hal-hal yang membahagiakan diriku. Tapi di sisi lain, aku pun seharusnya tidak terjebak dalam godaan terus berada dalam zona nyaman)

6. Rencanaku esok hari: komprod dengan pak suami lagi hehe karena setelah dievaluasi, masih banyak gagalnya.

Senin, 07 September 2020

Komunikasi Produktif Day 5

1. Temuanku hari ini: seperti rencana kemarin, hari ini jatahnya komprod dengan pak suami. Semua berjalan lancar, sampaiii tiba-tiba si pak suami bilang untuk menjual dua hp-ku untuk kemudian dibelikan hp baru. Aku bilang nggak usah, toh hp nya sudah tidak full set, pasti harganya terjun payung. Toh masih bisa banget digunakan dengan lancar, benar-benar tidak ada masalah apapun. Terus si bapak ngambek dong. Dan aku nggak paham kenapa dia ngambek. Gini nih kalau aku belajar komprod, eh doi nggak 🀣😫. 

2. Tantangan yang kuhadapi hari ini: si bapak main kode wkwk.

3. Poin komunikasi produktif hari ini: nada yang baik dan tenang dalam berkomunikasi, bicara langsung pada tujuan tidak main kode.

4. Solusi yang berhasil dilakukan: yaa awalnya berhasil, aku sampaikan keberatanku, apalagi kami sedang fokus mengumpulkan uang untuk pulang ke Indonesia kan. Tapi akhirnyaa marah-marah dong aku, kesel si bapak sebenarnya maunya apa. Aku juga udah curiga sebenarnya dia mau beli iphone baru wkwkwkwk tapi dia nggak bilang, yaudahlah aku endapkan saja curiga ini dalam hati.

5. Bintangku hari ini: 🌟🌟 (karena cuma setengah berhasil 🀣)

6. Rencanaku esok hari: apa yaa. Mungkin menguatkan lagi poin komprod dengan suami, ternyata meski kami sebenarnya sudah biasa menerapkan komprod dalam keseharian, suka adaa aja sekali waktu tidak terjalani dengan baik.

Minggu, 06 September 2020

Komunikasi Produktif Day 4

1. Temuanku hari ini: sesuai rencana, hari ini kami berkunjung ke tempat seorang Ustad. Tidak disangka, ternyata beliau sedang ada tamu lain juga, anak-anak gadis dan bujang. Tentu saja, ketika kami dengan si bayik yang lucu datang, mereka langsung dong bermain dengan si bayik. Karena Utsman juga sudah bisa makan hampir semua jenis makanan, dia dengan senang hati makan semua yang disuapkan padanya.

2. Tantangan yang kuhadapi hari ini: anak yang mengacak-acak makanan, bajunya pun jadi kotor, anak-anak gadis yang sembarang nyuapin makan ke Utsman πŸ˜‚.

3. Poin komunikasi produktif hari ini: bicara langsung pada poin yang ingin disampaikan, nada rendah tanpa emosi.

4. Solusi yang berhasil dilakukan: tinggal bilang dong ke para gadis, ini boleh ini tidak boleh hihi. Dan untuk kasus si bayek yang mengacak-acak makanan, kujelaskan singkat bahwa boleh hanya pada makanan yang ia pegang. Boleh sekalian dimakan. Tapi sebelum habis, jangan ambil makanan lainnya, karena akan mubazir.

5. Bintangku hari ini: 🌟🌟🌟🌟🌟, kupikir ketika ada orang lain aku akan lebih malu dengan kehebohan si bayek dan kelepasan agak marah, tapi ternyata santai saja hehe.

6. Rencanaku esok harΓ¬: menerpkan lebih banyak poin komunikasi produktif pada pak suami karena besok doi libur yey πŸ₯³.

Sabtu, 05 September 2020

Tantangan Komunikasi Produktif day 3

1. Temuanku hari ini: Alhamdulillah agenda mengantar tamu hari ini tidak sepadat kemarin-kemarin  jadi aku dan pak suami bisa ngobrol sejenak. Karena waktunya terbatas, harus berkualitas doongg.

2. Tantangan yang kuhadapi hari ini: males, capek, hp, bayi.

3. Poin komunikasi produktif hari ini: memberikan perhatian penuh pada lawan bicara dan menatap langsung ke matanya.

4. Solusi yang berhasil dilakukan: meskii godaan hp sangat sulit ditaklukkan, akhirnya aku berhasil. Tadinya mikir, mumpung ada pak suami, si bayik ada yang megang, bisa lah balas whatsapp sebentar. Eh tapi whatsapp mah bisa menunggu, sedangkan kesempatan mengobrol dengan suami waktunya terbatas, dan perasaan ketika suami merasa dihargai saat ngobrol atau sebaliknya, dicuekin, akan lekat selamanya.

5. Bintangku hari ini: 🌟🌟🌟🌟

6. Rencanaku esok hari: karena besok ada rencana silaturrahim ke seorang ustadz senior, harus dibayangkan dulu dari sekarang bagaimana manner, sikap dan keharusan ketika nanti mengobrol dengan beliau πŸ˜‚. Tapi belum terbayangkan poin yang mau dijadikan acuan yang mana.

Jumat, 04 September 2020

Tantangan Komunikasi Produktif Day 2

1. Temuanku hari ini: karena pak suami hari ini masih nge-guide, otomatis berdua lagi dengan Utsman. Terlalu lama terbiasa bersama pak suami membantu mengurus semuanya, membuatku agak kerepotan dan belum terbiasa. Tapi lebih baik dari kemarin, tidak selelah kemarin karena mulai bisa mengatur skala prioritas kegiatan dan menerapkan beberapa life hacks agar hidup lebih mudah. Daan seperti kemarin, Utsman menempeell sekali. Plus ada bonusnya, dia rewel nangis meraung-raung, yang mana jaraanggg sekali ia lakukan. Ummi mencoba menego si bayik yang entah paham atau tidak untuk semua hal; ke kamar mandi, sholat, atau makan.

2. Tantangan yang kuhadapi hari ini: bayik yang cranky, tidak ada bantuan dari pak suami, ada balita tetangga yang main ke rumah.

3. Poin komunikasi produktif hari ini: jelas dalam memberikan kritik dan pujian.

4. Solusi yang berhasil dilakukan: menegur dan menjelaskan secara singkat dan rinci kepada anak bayik (meski aku tidak tahu ia paham atau tidak, setidaknya membiasakan diriku sendiri untuk berkomunikasi dengannya hingga kelak) dengan nada rendah. Berusaha simpati dan empati terhadap rasa takut, tidak aman dan khawatir yang ia rasakan.

5. Bintangku hari ini: 🌟🌟🌟🌟

6. Rencanaku esok hari: melanjutkan dan terus membiasakan kalimat yang menguatkan empati.