Ujian tengah mustawa kali ini kulanjut dengan marathon novel bergenre teenlit. Hanya dua seri dari trilogi jingga dan senja karya esti kinasih. Dua seri yang. . Sangat menguras emosi, dan mengocok perasaan. Inti ceritanya awalnya simpel. Seorang bad boy terkenal yang otoriter menindas seorang gadis yang merupakan anak baru. Dengan ujungnya bermaksud bahwa keduanya saling menyukai. Tapi cerita ternyata berjalan dengan sangat tidak sederhana. Bahkan aku sedikit takjub dengan kecepatan membacaku yang banyak berkurang dari sebelumnya. Kenapa? Adegannya mendebarkan! Sungguh cerita yang kubayangkan akan hadir sederhana ternyata berkembang menjadi hal yang amat kompleks. Tema biasa menjadi sebuah cerita yang ditunggu-tunggu halaman selanjutnya. Memang, banyak sekali adegan kurang baik di dalamnya, yang menggambarkan sikap buruk dan kebiasaan yang tidak patut ditiru. Tapi after all, aku suka dengan ide mendebarkan yang muncul setelahnya. Jadi berasa baca thriller, haha. Kisah cintanya? Aku dibuat gregetan sama si cewek yang super benci sama cowoknya. Bukan jual mahal. Tapi murni kesal dan marah. Karena itulah kisahnya jadi tidak menye-menye. Dan adegan romantis manisnya benar-benar khas anak muda. Berkisar rengkuhan dan paling banter kecupan di kening. Itupun tak muncul kecuali kesedihan dan luapan emosi yang klimaks. Nggak seperti ribuan fanfic makananku sehari-hari yang kisah cintanya lama-lama menjadi hambar untuk dibaca. Hmm.. aku hanya berharap serial terakhirnya bisa kubaca dengan tenang, tanpa serangan jantung dan hasrat besar untuk menggigit meja. Haha.
Sebenarnya aku agak kesal dengan kisah otoriter yang agak tidak masuk akal. Tapi entahlah, aku belum pernah merasakan sekolah negeri, apalagi di daerah jakarta. Mungkin hal tersebut bukan hal yang aneh. Tapi aku merasa kesal juga dengab keberadaan tokoh cewek keduanya yang seakan tidak ada kesempatan dan kisah tersendiri. Semua fokus di tokoh utama. It's not a problem, karena banyak sekali cerita yang seperti itu, bahkan bagi cerita-cerita yang sudah naik ke layar lebar. Tapi agak kurang rela, dia selama ini cuma jadi pesuruh. Sense friendshipnya juga kurang antara dia dan tokoh utama. Jadi kesel. Sedikit. Haha.
Ngomong-ngomong, ada sedikit kesamaan juga dengan serial four season. Sama-sama menghadirkan kisah cinta sederhana yang manis dengan alur lambat yang membuatku ingin menggigit ponsel. Jangan ding, nanti hape jelek aku tambah hancur. Hehe.
Sebelumnya aku sempat membaca boysitter karena judulnya yang menarik. Kekurangan boysitter cuma satu, kurang ada penjabaran lebih lanjut dan penjelasan chemistry antara pasangan utamanya. Memang, penulisnya nampak masih amatir. Tapi ide bagusnya kurasa bisa dikembangkan dan diberi sedikit sentuhan agar bisa menjadi sebuah kisah yang lebih fresh. Maklum juga sih, penulisnya kelahiran 80-an. Sensenya jadi jauh sama anak muda macam kita :P
Shaqr elrayek,
25 desember 2015, 01.20
Tidak ada komentar:
Posting Komentar