Minggu, 20 Desember 2015

Eksistensi?

Hidup di zaman serba modern seperti saat ini menimbulkan banyaaaak sekali dilema.
Dan untukku, penyebab dilema hari ini adalah, mengenai eksistensi kita antara dunia nyata dan maya.
Jujur, aku termasuk jenis orang yang lebih suka sendiri bergelung selimut sambil memainkan ponsel. Namun bukan berarti juga aku tidak suka berbaur dan berorganisasi. Aku suka, sangat. Tapi apabila disuruh memilih mengisi liburan tanpa jalan-jalan, aku lebih suka mengurung diri di kamar dibanding pergi ke sholah dan ketawa ketiwi bersama yang lain. Entah, mungkin bawaan kebiasaan sejak kecil menjadi anak rumahan. Tapi, terkadang muncul sebersit rasa iri. Yang lain, mereka begitu mudah membaur dengan sekitarnya. Begitu dikenal dimana-mana. Entah di dunia nyata atau maya. Sedangkan aku? Keberanian itu entah ada dimana. Akupun tak paham. Dan berakhir dengan bermain ponsel sendiri. Kadang aku mengutuk diri. Haruskah aku memanfaatkan ponsel untuk ajang menunjukkan eksistensi? Jelas sekali aku jawab tidak. Aku sama sekali tidak memiliki minat disana. Tapi rasa ingin eksis selaluuu ada. Entah, tapi aku hanya ingin dikenal namun tanpa orang lain mengetahui diriki. Aneh? Sangat!
Bahkan aku memilih media sosial yang tidak ramai digunakan teman-teman sebayaku. Seperti twitter dan blogger. Sedangkan yang lain asyik dengan instagram, path dan tumblr. Yeah, aku juga baru punya akun instagram sih. Gara-gara dipaksa temanku yang ingiin sekali mengikuti perkembangan hidupku di mesir secara visual. Selain itu? Mungkin hanya whatsapp yang dimana aku akhir-akhir ini makin jenuh padanya. Atau bbm yang juga jaraaang sekali ditengok berandanya. Atau line? Mungkin hanya untuk sesekali mengecek grup insting. Facebook? Tak ada update status kecuali postingan dari instagram, itupun seringkali berujung dengan like dan comments dari para ibu-ibu yang tidak kukenal. Fiuuuuh melelahkan juga ya? Dan saat ini aku tergoda dengan tumblr. Dulu aku sempat memiliki akun tumblr, yang hingga aku lupa sama sekali email dan kata sandi serta nama akunku. Hmmm mungkinkah-maksudku--pentingkah dan haruskah aku membuat sebuah akun baru? Sebenarnya terkadang aku hanya bingung, apakah benar mereka memberi manfaat bagiku dan orang lain. Ataukah berujung hanya membuang kuota sia-sia?

Shaqr elrayek,
19.35, 20 desember 2015

Tidak ada komentar:

Posting Komentar