Terus aku berpikir. Laah Utsman sempat juga kaya gitu. Memang sudah berlalu sih, tapi ya balik lagi kadang. Tapi kok aku santai ya?
Padahal, ketakutanku bukanlah sekadar anak stunting. Aku malah takut bayiku meninggal. Karena si abang Ghazi sempat turun bb 300gram sebelum meninggal.
Nggak kupungkiri, aku pernah merasa ketakutan. Namun sekarang santai saja. Kenapa?
Apakah mungkin karena aku pernah membaca kisah GTM yang lebih parah, jadi aku lebih banyak bersyukur? Atau karena aku bodo amat jadinya nggak kepikiran? Ataukah tawakkalku terlalu tinggi jadinya aku merasa tidak ada beban?
Wallahu a'lam. Yang jelas, aku meyakini betul bahwa Allahlah yang Maha Memberi Rezeki, Allahlah Yang Maha Mencukupkan. Tentu saja dengan usaha duniawi;
1. Bermain dengan tekstur
2. Tegas dengan jam makan
3. Membuat suasana gembira
4. Mencoba variasi makanan, rasa dan bumbu
Namun aku meyakini betul, bahwa bayi tidak akan mangap kecuali atas izin Allah. Karena itu aku terus mengafirmasi diriku sendiri, bahwa aku hanyalah perantara, tugasku hanya berusaha maksimal. Juga mengafirmasi Utsman bahwa Allah lebih menyukai muslim yang kuat, kalau mau kuat harus makan, kalau makannya kurang nanti lemas. Insya Allah biidznillah, semoga semua kebutuhanmu untuk hidup Allah cukupkan yaa anak sholih. Ummi tidak berharap banyak, hanya ingin kamu hidup, sehat, gembira. Semoga Allah kabulkan, Allah amanahkan terus kamu dalam naungan pengasuhan ummi abi ya nak, hingga kelak nanti kita reuni kembali di surga. Aamiinnn....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar