Sabtu, 31 Oktober 2015

now is 21:59 clt

Fiuuuh.
Aku menghela napas untuk yang kesekian kalinya. Dengan berat. Sengaja, caper. Hehe.
Hiks aku lagi pengen curhat niiih. Maaf yaa malem minggu gini aku malah sedih sedihan nggak jelas.
Jadi, aku lagi bingung cari tempat buat tahsin.
Jujur, aku orangnya paling males buat memulai. Dan sebenernya aku nggak terlalu pede soal menghafal quran. Hmm soalnya aku udah sempat terdoktrin kata-kata 'yang penting lulus syarat minimal' dari umi aku dulu. Hmmm bukannya aku menyalahkan juga sih. Tapi umi aku sering plin plan soal itu. Kan aku jadi sebeel. Mana aku emang gak terlalu exciting soal jadi hafidzoh dan sebagainya. Aku udah capek dengan berbagai tuntutan orang tua aku yang sering berubah seperti langit musim gugur. Aku sudah putus asa. Hiks hiks.
Tapi jujur, aku sebenarnya suka menghafal. Kalo udah dimulai seru. Tapi karena pada dasarnya aku nggak punya usul yg jelas soal mengapa aku melakukan hal ini jadinya beginilaaah. Kurang ada ruhnya. Semangatnya.
Naah masalahnya aku jadi lepas banget kalo sendiri kaya gini. Aku bingung. Terbiasa mengikuti dan membuntuti orang lain. Aku jadi orang yang kurang mandiri. Banyak cemas takut bingung ragu.
Dan aku banyaaaak kecewaaaa. Disini, kukira aku bisa bermanja-manja sebagai anak baru. Yaa bertingkah merepotkan begituu. Pada dasarnya kan aku suka cerita hal-hal kecil yang kurang penting. Tapi, hingga nyaris dua bulan disini aku belum menemukan teman atau kakak cerita yang enak. Jadi semua keluh kesah dan celotehan tak ada satupun yang bisa keluar. Yea, aku tahu ini memang sangaaaat kekanakan. Tapi aku tak pernah meminta lebih selain telinga yang siap mendengarkan. Aku nggak butuh komentar atau solusi. Dan ternyataaaa telinga yang 'cukup' hanya mendengar itu juga susaaaaah sekali dicari. Aku jadi kadang depresi sendiri. Masih merasa cocok dengan teman di indonesia, tapi dengan perbedaan waktu yang mencolok dan kehidupan yang jauuh berbeda membuat komunikasi jadi tersendat. Ujung ujungnya yaudaah jarang kirim pesan. Dan aku jadi terbebani hal-hal kasat mata. Untuk saat ini teman terbaikku baru hp hiks hiks. Entah, rasanya mau menangis. Mau teriak. Tapi entah.
Sepertinya ini efek dari liburan panjang yang menjauhkan diriku dari Allah. Ngaji jarang full sejuz perhari. Rawatib juga kadang iya banyakan nggak. Dhuha apalagi. Qiyamullail apalagi. Mau nangis banget daaah.
Sumpaaah butuuuh banget temen yang mau diajak kemana-mana dan rajin ngajak aku jalan buat mencari hal-hal baru. Aku butuuuh banget ditarik. Aku terombang-ambing. Someone please help meeeee T_T
Hmmm aku sudah dalam batasnya, sampai curhat di blog kaya gini.
Sebenarnya aku juga nggak pernah share blog ini siih hehe. Aku nggak berharap seseorang akan membaca atau mengomentari apalagi hanya menatap miris blog ini.
Aku cuma berharap blog ini jadi sebuah kumpulan catatan yang kelak akan mudah untuk kubuka kembali. Hehe. Alasan yang simpel sih.
Well it almost 11 pm. Besok sekolah berangkat jam tujuh. Disambung acara islah sorenya. Hmmm ada 'dia' dooong wkwk. Pangeran kodok. Waaaksz udaaah udaaaah galau tahsin aja belom beres, udah cari objek galau laeen :P

Have a nice dream :*
Shaqr rayek, 31 oktober 2015. 22:40 clt.

Jumat, 30 Oktober 2015

Tentang Menulis

Terkadang terbersit sedikit penyesalan.
Mengapa dulu kubuang begitu saja kebiasaan menulis.
Kupinggirkan menulis hanya demi pelajaran, yang nyatanya tak menghasilkan sesuatu yang luar biasa.
Menulis, hanya bisa dilatih dengan menulis. Sesedikit apapun, sangat berarti. Entah itu hanya quote iseng, atau coretan perkataan seseorang. Dan yang terpenting, yang sangat mendongkrak kemumpunian tulisan adalah menulis catatan harian.
Jadi teringat masa-masa yang telah lalu, dimana aku sangaaaat rajin menulis. Entah itu di sobekan kertas, buku pelajaran, atau bahkan terkadang di halaman kosong dalam al-quran. Karena inspirasi itu sering datang tiba-tiba. Bahkan tak jarang aku menyelipkan sebuah kertas kosong dan pensil isi dalam al-quranku ketika berangkat ke masjid. Dan hasil tulisanku luaaaar biasaaa! Memberikan banyak inspirasi dan pencerahan, setidaknya untuk diriku sendiri :P
Namun waktu berlalu dan lama kelamaan kebiasaan itu memudar. Aku yang dulunya dengan mudah menulis kata-kata indah kini mulai sering merasa kesulitan mengungkapkan isi pikiran. Menulis yang dulu semudah membaca alfatihah kini menjadi sukar. Seakan jemari ini kaku, ikut membeku karena angin musim gugur ini. Hmmm.. entahlah.. Namun untuk sesaat aku teringat kembali alasan dan penyemangat untuk menulis. Dulu, aku pernah berkata; bahwa aku ingin mengubah orang dengan tulisanku. Aku berkata demikian, karena memang proses dakwah lewat menulis cukup memberi banyak manfaat. Dengan menulis kita bisa menyampaikan pikiran kita. Membagi kebahagiaan, sekaligus mencurahkan kesedihan. Hmmm.. sungguh aku merindu saat berdua dengan laptop, menulis banyak hal.
Jujur, aku sangat membenci saat-saat statis seperti ini. Cuaca yang mulai tak stabil, angin kencang yang membuat malas bergerak, sedikitnya sumber bacaan yang bagus, juga waktu ujian yang semakin dekat. Mungkin memang sulit jika tidak dipaksa, karena itu aku mencoba menahan diri untuk tidak mengunistall aplikasi blogger ini dari ponsel tuaku. Maklum, ponsel jadul yanh ramnya cuma satu gigabyte, ditambah memori yang terbatas sering menggodaku untuk menghapus aplikasi yang jarang aku gunakan untuk menghalau ke-loading lambat-annya. Dan aku sadar, penghambat sebenarnya bukanlah semua yang aku sebutkan di atas, melainkan dari diriku sendiri. Entah sampai kapan aku mau melepaskan diri sari gelungan selimut tebal empat lapis ini. Sungguh, musim dingin bukan cuma membuatku excited, tapi rupanya juga membuatku tidak nyaman. Well I love summer more T_T

Shaqr green house deket elrayek,
31 oktober 2015, 09:14

Kamis, 08 Oktober 2015

Baper part 3

Sudah sebulan lebih dua hari aku menghirup udara kairo setiap harinya. Dan selalu menghasilkan sebuah semangat dan antusiasme tinggi dalam tiap liter udaranya. Alhamdulillah, aku sudah banyak beradaptasi dengan iklim, kebiasaan, juga makanan disini. After all aku merasa betah dan nyaman. Tentu saja semua ini berkat keluarga Allah di bumi ini, Islah. Setiap hari kujalani dengan bahagia dan ceria. Sampai kemudian sebuah rutinitas baru merusak hari indahku. Asam lambungku sering meningkat tiba-tiba. Dulu, maagku jaraaaang sekali kambuh,  hampir tidak pernah. Dan kasusku sedikit istimewa, bukan disebabkan pola makan yang kacau ataupun asupan yang kurang baik. Tapi penyebab utamanya adalah beban pikiran. Entah soal hal ini aku merasa kurang yakin, karena aku belasan kali divonis dengan penyakit 'beban pikiran' ini. Entah itu demam parah, maag, sampai anemia semuanya disebabkan oleh 'beban pikiran' (kata para dokter yang memeriksaku). Aku sudah sering mendapat vonis tersebut, sejak aku masih 2 mts. Entah, tapi aku merasa tak terbebani oleh apapun. Aku merasa hidupku as well as usual. Tapi begitulah nyatanya. Mungkin alam bawah sadarku merasa tertekan, haha. Naah korelasinya sekarang, aku berkonklusi bahwa saat ini aku sedang terserang 'beban pikiran'. Pasalnya, sudah entah berapa kali maag ini kambuh, sejak ormaba, jalan-jalan ke giza dan sungai nil, sampai acara nobar dan rapat. Awalnya aku maklum, tapi kelamaan aku mulai menyadari penyebab sebenarnya maag ini. Ya, beban pikiran! Entah di bagian mana yang terbebani, atau apa yang membebani, masalah apa yang menggelayut, aku juga tak paham. Yang jelas, saat ini aku sedang bergelut melawan rasa melilit yang meremas perutku. Dan yang terpenting, aku adalah aku. Caper di hari biasa, tapi mendadak sok nggak mau merepotkan orang kala sakit. Dan rupanya, kakak super peka roommate aku sadar juga, dan menanyakan kediamanku. Entah aku harus menjawab apa. Tapi sepertinya tetap, yang harus dibetulkan terlebih dulu tetap pola makan. Beginilah, sepertinya satu hal yang belum membuatku terbiasa disini adalah pola makan. Pagi aku sarapan jam tujuh. Tapi, untuk siang mau tidak mau aku harus menunggu hingga hampir pukul dua untuk makan, menyesuaikan kepulangan dauroh lughoh. Makan malam? Lebih sering menyesuaikan kepulangan tukang piket masak, yang seringkali membuatku baru menyuap nasi jam sembilan malam. Entahlah, aku tidak tahu apa yang harus kuperbuat dengan ini. Aku juga sedang tidak bisa berbuat apapun selain meringkuk di atas kasur sambil memeluk perut. Terkadang pengobatanku sederhana, minum obat lalu tidur. Tapi, sekali lagi, dengan kebiasaan jam makan yang berubah mengubah pula pola tidur dan beraktifitas. Sungguh, aku tak menyalahkan siapapun. Aku hanya ingin sekedar menumpahkan sedikit dari 'beban pikiran' yang menambah perih perutku. Hmm.. sudah hampir waktunya piket masak pulang. Bersiaaap \(^◇^)/

Kamar paling dingin di shaqr,
Kamis, 8 oktober 2015,18.54 clt

Rabu, 07 Oktober 2015

Baper part 2

Aku sudah lamaa sekali kehilangan kekerenan dalam diriku. Baru beberapa waktu kuintip beberapa buku harian masa MTs, aku cukup terkejut melihat curcolan berbahasa inggris dan juga berbagai istilah yang saat ini aku mengerutkan dahi saat membacanya. Bukan hanya bahasa inggris, aku menulisnya dalam huruf hiragana!
Pernah juga aku coba lirik blog lamaku, yang sudah lamaaa sekali tak tersentuh, dan mencoba sedikit menostalgianya. Ampuuun, seperti membaca tulisan siapaaa gitu. Seperti bukan aku saja, hehe. Hmmm.. memang bibir ini sudah amat kelu untuk berucap, jari ini juga sudah kaku, lupa bagaimana merangkai curhatan yang enak dibaca. Dan semoga hati ini tak beku karena jarang mengungkapkan dan 'membuang' beban tak penting seperti ini. Hal terakhir, yang membuatku jauuuuh lebih sedih, yakni kehilangan berbagai fikroh dan pemahaman baik yang telah kupupuk sejak lama. Memang, hanya dalam beberapa hal kecil dan tidak berpengaruh kepada keyakinan, tapi aku rindu sekali diskusi penuh bobot, debat penuh ilmu, dan perbincangan mengenai masalah ummat. Ya Allah, bantu aku untuk menemukan pengganti teman-teman diskusi superku dulu.. Yang paham, yang mengerti bagaimana seharusnya bermuslim yang sesungguhnya..Aku sadar mungkin selama ini aku sajalah yang kurang berusaha. Tapi, aku percaya bahwa segalanya juga terwujud dengan usaha antara dua arah, horizontal juga vertikal. Karena itu, tak salah kan aku meminta ini padaMu yaa Rabb?

Penampakan balkon shaqr,
Cairo, 3 Oktober 2015,  20:51

Baper part 1

Sungguh baru sebentar sejak aku menjejakkan kaki untuk pertama kalinya di bumi kinanah. Sudah kucoba berbagai macam makanan, beraneka rasa jus dan minuman, juga telah menyambangi berbagai tempat bersejarah, yang selama ini tak pernah kuimpikan bahkan untuk pergi kesana. Bertemu bermacam orang, belajar berbagai hal. Namun, entah mengapa mungkin aku sudah menemukan 'zona super nyaman' yang membuatku mulai lalai dan males gerak. Terlebih, membuatku lupa atensi sebenarnya yang menyeretku sampai ke bumi para nabi itu. Sungguh, secuil nasihat sangat kubutuhkan untuk saat ini. Sebuah tarikan pelan untuk
membawaku kembali ke 'jalur', alasan dan tujuanku sebenarnya. Jujur, ghiroh dan semangat itu sudah lama pudar akibat liburan panjang pasca tes mesir. Aku sudah kehilangan ruhnya jauuuuh sebelum aku sampai disini. Dan ketika aku sampai disini, berbagai macam keadaan muncul dan membuatku sedikit banyak tambah goyah dan bingung, kehilangan orientasi. Padahal baru sebulan! Ya Allaah, kubuka kembali sedikit catatan, yang dulu selalu menjadi penyemangatku untuk berhijrah ke negeri seribu menara ini. Catatan, yang selalu kubaca tiap waktu..
Mungkin itu saja tak cukup, tapi aku yakin Allah akan selalu membantu dan memberi hidayahNya. Yang perlu kulakukan saat ini mungkin hanya perlu perkuat kembali wirid ibadah.. dan mencoba untuk menggali kembali dan memperbaiki niat.
May Allah bless us..

Penampakan balkon shaqr,  
Cairo, 3 Oktober 2015, 20:38