Berada di bumi para nabi ini untuk beberapa bulan membuatku sedikit banyak menganalisa bagaimana pola kehidupan para masisir. Baik dari sisi keseharian hingga interaksi satu sama lain. Salah sayi hal yang cukup membuatku tertarik adalah mengenai kehidupan organisasi yang hidup di mesir ini. Terdapat sebuah hal yang kurasa kurang melekat dalam tubuh organisasi para masisir. Yaitu tsiqoh. Sejauh yang kulihat dari kurang lebih dua bulan disini, hanya itulah kekurangan yang menonjol. Kurangnya tsiqoh antara pemimpin atau ketua dari sebuah organisasi kepada para anggotanya, begitu pula sebaliknya.
Mengapa saya mengangkat masalah tsiqoh? Karena tsiqoh adalah kunci sukses dari perjalanan sebuah organisasi. Bahkan bisa dikatakan bahwa ketiadaan tsiqoh sama dengan ketiadaan organisasi tersebut. Tsiqoh juga tak dapat muncul tiba-tiba. Ia adalah buah dari interaksi yang amat lama. Dan tsiqoh akan membuahkan ketaatan. Keduanya adalah rukun dari kesuksesan sebuah organisasi, apapun organisasi itu. Jika tsiqoh terlaksana, maka akan menghasilkan maslahat yang amaaat besar. Dan sebaliknya, jika tsiqoh ditanggalkan, maka kemudhorotanlah yang akan muncul. Akan menyebarlah masalah-masalah internal yang berujung dengan menurunnya produktivitas sebuah organisasi. Karena tsiqoh menentukan kekuatan sistem suatu organisasi dan ketahanannya. Ia juga penentu utama keberhasilan untuk pencapaian tujuan dan menunjukkan ketegaran organisasi dalam menghadapi tantangan.
Maka, mari tanyakan pada diri kita masing-masing. Sudahkah kita mengenal para pemimpin kita? Sudahkah kita percaya pada kapasitas dan keikhlasan mereka? Dan sudahkah kita siap untuk menerima dan melaksanakan segala intruksi yang diberikannya, selama itu bukan dalam kemaksiatan, dengan tanpa ragu, tanpa mengurangi ataupun menambah intruksi tersebut, dengan keberanian melawan ego diri dan meluruskan untuk tujuan yang benar? Sudahkah?
Dan tak ada organisasi tanpa seseorang sebagai pemimpinnya. Juga tak akan terbentuk organisasi itu tanpa para anggota sebagai penggerak dan pendukung visi dan misi organisasi. Maka, agar tsiqoh itu terbentuk dan mewujudkan visi misi itu, apa yang harus kita lakukan?
Pertama dan utama, kita harus memulainya dengan pemahaman. Pahami, maka engkau akan menggenggam kunci awal kesuksesan. Engkau akan mengetahui alasan mengapa harus melakukan ini dan itu. Dan Allah menegaskan dalam kalamNya, bahwa tak bisa disamakan antara orang yang memahami dan tidak. Kedua, coba kesampingkan ego dan kepentingan pribadi. Cobalah untuk mengalah untuk kepentingan bersama. Dan selanjutnya, yang terpenting adalah kita saling mendoakan untuk kebaikan kita bersama. Semoga Allah menguatkan diri kita dengan sikap percaya dan memberikan rasa tanggung jawab dalam setiap perbuatan yang kita lakukan setiap harinya. Aamiin.
12 november 2015, 21:16
Tidak ada komentar:
Posting Komentar