Kamis, 30 Juli 2020

Membangun Versi Terbaik 'Aku'

Alhamdulillah, setelah sekian lama 'libur' dari segala kegiatan di Institut Ibu Profesional, akhirnya Allah beri lagi kesempatan untuk me-refresh kembali diri ini yang mulai hilang arah, dengan dibukanya kelas Pra-Bunsay kali ini.

Sepanjang setahun kemarin, banyakk sekali yang terjadi padaku. Perubahan peran dari 'hanya' seorang istri dan mahasiswi, bertambah peran menjadi seorang ibu. Semua hal baru ini agak mengejutkan buat saya, saya banyak kebingungan dan sering overwhelmed dengan banjir informasi di sekitar. Apalagi, aku mulai menemui yang disebut dengan mom-competition, mom-shaming dan lain sebagainya. Bukan, bukannya aku merasa rendah diri atau terganggu dengan itu semua. Tapi lebih kepada munculnya kesadaran baru, bahwa aku ingin memberi yang terbaik untuk anak bayiku, tapi aku bingung memulainya dari mana.

Berbekal browsing sana browsing sini, aku akhirnya mulai bisa memutuskan mana saja yang ingin kujadikan prioritas, dan kujadikan road map untuk menjadi versi terbaik dari diriku sendiri. 

1. Sebagai perempuan, diriku sendiri.
Aku memilih untuk terus belajar, agar semangat belajarku pun tetap terjaga. Beberapa hal yang ingin kukuasai untuk diriku sendiri:
-Belajar manajemen waktu yang baik dan memiliki rutinitas serta bisa istiqomah.
-Mengikuti beberapa kelas online maupun offline, serta rutin menulis dan membagikan rangkuman/review hasil belajar.

2. Sebagai istri.
Aku menganggap versi terbaik dari diriku ketika kelak insya Allah aku berhasil menguasai beberapa hal, yaitu:
-Manajemen kebersihan dapur dan ketersediaan makanan (terutama cemilan).
-Rutin melakukan perawatan tubuh, minimal skincare.

3. Sebagai ibu.
Menjadi ibu terbaik untuk baby Utsman, serta adik-adiknya kelak, juga memantaskan diri agar bisa reuni kembali dengan almarhum abang Ghazi di surga. Untuk memantaskan diri ke surga insya Allah sudah tercakup dalam versi terbaik diri sebagai perempuan ya. Sedangkan hal-hal yang kuanggap baik dan berguna untuk bekal mendidik dan membersamai para buah hati yang masih diamanahkan kurang lebih sebagai berikut:
-Belajar mengoptimalkan stimulasi dan rangsangan pada anak. Niatku untuk mengoptimalkan poin ini adalah dengan belajar FBE (Fitrah Based Education) dan Montessori. Sesungguhnya aku ingiinnn sekali ikut kelas 'Five Senses'-nya dr. Pinan namun belum ada rezekinya hehe. Insya Allah akan Allah cukupkan segera. Kenapa harus kelas itu? Karena aku masih membutuhkan 'strong why' dalam mendampingi anak bayi bermain dan belajar, dan sependek yang kuikuti via instagram, dr. Pinan ini memiliki prinsip yang cocok dengan yang saya yakini.
-Mengoptimalkan kemampuan bayi dalam golden age-nya yang luar biasa dengan memulai hafalan qur'an sedikit demi sedikit. 

Sepertinya itu saja hal-hal yang kuanggap target, sekaligus menjadi proyek untuk membentuk versi terbaik dari Aku. Jujur, aku masih sangat kebingungan memulai dari mana. Namun alhamdulillah aku sudah bisa menata dan menyusun serta menentukan mana yang kuanggap baik, benar, serta bermanfaat. Semoga ikhtiar ini bisa memberikan dorongan semangat lagi untukku, sehingga bisa makin meluaskan manfaat untuk diriku sendiri, kemudian suami dan anak, serta masyarakat luas. Aamiinn.